
Ogannews.com – Puluhan orang tua siswa TK dan SD Xaverius Baturaja mendatangi kantor DPRD OKU.
Kedatangan para orang tua murid serta alumni Xaverius Baturaja tersebut menanyakan alasan dibalik penutupan sekolah yang sudah berdiri selama 76 tahun.
Penutupan TK dan SD Xaverius Baturaja itulah memicu aksi demonstrasi oleh para orang tua siswa dan alumni di Gedung DPRD OKU.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti mengapa jenjang TK dan SD Xaverius tersebut ditutup. Namun, banyak dugaan yang mengaitkan penutupan TK dan SD tersebut dengan permasalahan sewa lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta isu yayasan yang sedang mengalami defisit.
Salah satu orang tua siswa, Heriawansyah, menyatakan bahwa para wali murid baru mengetahui sekolah akan ditutup saat rapat ketika siswa libur sekolah.
Dalam rapat tersebut, para orang tua siswa disuruh mengisi formulir pemindahan anak mereka dari SD Xaverius ke SD Fransiskus.
“Alasan dari pihak yayasan mengatakan tidak baik kalau adanya dua level pendidikan yang sama (pendidikan Katolik.red) di Kabupaten yang kecil, tapi kenyataannya sejak tahun 1948 sudah ada empat SD Xaverius berdiri di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), padahal waktu itu jumlah penduduk masih sedikit dibanding sekarang,” beber dia, Senin (01/07/24).
Kemudian, sambung wali murid yang juga alumni SD Xaverius tersebut, pihak yayasan tidak terima jika penutupan TK dan SD tersebut lantaran defisit.
“Alasan defisit mereka (pihak yayasan) tidak mau menerima, bahkan kami para alumni sempat ditunjuk-tunjuk dan pihak yayasan mengatakan bukan alasan defisit, lah kami bingung toh?,” imbuhnya.
Para wali siswa menuntut pihak yayasan untuk memberikan klarifikasi terkait perpindahan sepihak tersebut. Mereka berharap agar sekolah yang berdiri 3 tahun setelah Indonesia merdeka tersebut tidak ditutup sepihak.
“Intinya kami menolak penutupan TK dan SD Xaverius I Baturaja. Kemudian apabila anak-anak kami dipindahkan secara sepihak, kami akan menuntut ganti rugi dan immaterial yang sudah dilakukan terhadap anak-anak kami,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak para wali murid tersebut telah nyaman belajar di SD Xaverius Baturaja, jika dipindahkan secara sepihak takutnya psikologi dan psikis anak menjadi terganggu.
“Kalau masalah pindah sekolah jangan diajarin wali murid ini,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu Alumni SD Xaverius Baturaja, Herbet Nainggolan menuturkan yayasan secara sepihak menutup sekolah tersebut tanpa memberitahu Dinas Pendidikan setempat.
“Makanya kemarin Kepala Dinas Pendidikan OKU berkoodinasi kepada pihak yayasan, namun mereka tetap kekeh menutup secara sepihak tanpa memberitahu wali murid,” kata Herbet. (Fiq)