
OKU Timur, Ogannews.com – Kasus pembunuhan tragis yang menimpa Zulhiz Sattu Dedetu (38)warga Desa Sukadamai Timur, Kecamatan Madang Suku III, OKU Timur, mulai menunjukkan titik terang.
Dugaan kuat, aksi keji ini dipicu oleh dendam lama yang belum padam, meski sempat diselesaikan secara damai 1,5 tahun lalu.
Ambari, kakak korban, menuturkan bahwa adiknya dan pelaku yang diketahui berinisial ZN pernah bersitegang dalam persoalan pribadi. Meski kala itu telah difasilitasi damai oleh perangkat desa dan diketahui oleh Kapolsek, rupanya bara amarah masih membara.
“Permasalahan lama itu sudah selesai, tapi kejadian ini bikin kami bingung. Apa motifnya, kami pun belum tahu. Tapi cara pelaku menyerang adik saya sangat brutal,” ujar Ambari dengan nada tercekat di rumah duka, Rabu (6/8/25).
Kejadian berdarah itu berlangsung cepat pada Sabtu, 27 Juli 2025 sekitar pukul 16.00 WIB. Zulhiz yang baru saja keluar rumah mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ditabrak mobil dari arah yang berlawanan, hanya sekitar 10 meter dari rumahnya.
Setelah korban tersungkur dan mengalami patah tulang paha, pelaku langsung turun dari mobil, menghunus senjata tajam dan menyabet serta menusuk tubuh Zulhiz secara membabi buta.
“Tulang paha kanan adik saya patah, lalu ditusuk di bagian leher, tangan, perut, sampai pinggang belakang. Sadis sekali,” lanjut Ambari.
Korban sempat dilarikan ke Klinik Rizki di Pandan Agung, lalu dirujuk ke RSUD Belitang hingga RS Charitas Belitang. Namun, nyawa Zulhiz tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 5 Agustus 2025, pukul 04.00 WIB. Jenazahnya telah dimakamkan di TPU Desa Sukadamai Timur pada hari yang sama.
Pihak keluarga telah resmi melaporkan kejadian ini ke Polsek Madang Suku II dan berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal.
“Kami ingin keadilan ditegakkan. Luka ini terlalu dalam untuk keluarga kami,” kata Ambari sembari menahan air mata.
Sementara itu, Kapolsek Madang Suku II IPTU Ario W membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP dan kini memburu pelaku yang melarikan diri.
“Sudah kami lakukan langkah preventif dan represif. Kami imbau pihak keluarga pelaku untuk menyerahkan diri secara baik-baik. Kalau tidak, kami tetap kejar sampai dapat,” tegas IPTU Ario. (*)